Hujan tidak juga reda, hari makin gelap dan perut sudah bernyanyi memberi tahu bahwa dirinya minta segera diisi, namun apa daya uang tak punya dan jalanan masih tergenang air hujan, hujan yang diiringi angin membuat diri ini menjadi tambah dingin, aku berdiri di teras rumah orang yang sudah lama ditinggalkan, kulihat sesosok lelaki tua dengan sebuah pikulan menghampiri seraya berbicara " jang, numpang berteduh ya," tanyanya padaku, aku hanya tersenyum menjawab dan menggeserkan badan kesebelah kiri untuk memberikan ruang kepada lelaki tadi.Tersenyum dia padaku dan menawarkan sesuatu sambil mengelap
tangannya yang penuh dengan tetesan air hujan, kepalanya yang hanya ditutupi plastik hitam melindungi topi yang dipakainya." waduh hujan ini lebat sekali, ya", "mana dagangan ini belum habis, lagi". Aku hanya tersenyum diam, tak menghiraukannya. Sejenak kami hening tanpa suara, sesekali kulirik dagangannya, dalam hati aku berguman, "emmm kasihan amat, dagangannya masih banyak". Akhirnya aku memecah keheningan, "pak, jualan apa?" tanyaku pada lelaki itu. Dia menjawab, "ini, ubi jalar". "Ohh... berapa sekilonya, pak" tanyaku. "ya. murah jang, cuma Rp 4 ribu sekilonya". jawabnya. Akupun diam kembali, seraya memandang jalan tanpa arti. "Kalo di beliin ubi jalar, nanti ga ada buat beli bensin," aku berguman sendiri sambil menawan dinginnya hawa hujan. lelaki itu kembali menawarkan ubi jalarnya kepadaku, dan diapun bercerita tentang dirinya dan anak-anaknya, mungkin daripada diam kedinginan lebih baik ngobrol saja walaupun hanya satu arah.Hari semakin gelap saja dan aku harus memutuskan untuk segera pulang, sesekali ku pandang wajah lelaki itu, dan terlihat raut wajah yang lelah tanpa otot-otot tangan yang timbul karena memikul beban berat, tak tega hati ini melihatnya. "Jang, borong deuh sadayana," katanya lagi kepadaku. "Waduh, pak. saya cuma ada uang Rp 10 ribu, nih", jawabku. "biarin deh, dapet 2,5 kg mah, ntar di tambahin sedikit deuh," rayunya kepadaku. Akhirnya aku memberinya uang sepuluh ribu rupiah dan dia memberikan aku ubi jalar 2,5 kg.
Hujan sudah reda aku dan lelaki penjual ubi jalar pun berpisah. sesampainya di rumah akupun mencoba untuk merebusnya. sambil menunggu ubi jalar matang akupun mencoba mencari tahu apa manfaat dari ubi jalar.
....... ubi jalar banyak mengandung vitamin, mineral, fitokimia (antioksidan), dan serat (pektin, selulosa, hemiselulosa). Dalam 100 g ubi jalar terdapat 76 kalori yang terdiri dari 17,6 g karbohidrat, 1,57 g protein, 0,05 g lemak, 3 g serat, 30 mg kalsium, 0,61 mg zat besi, 25 mg magnesium, 0,30 mg seng, 0,6 mcg selenium, 337 mg kalium, 22,7 mg vitamin C, dan juga terdapat vitamin A, E, B-6, dan K, serta tidak mengandung kolesterol. Semua kandungan itu terdapat dalam umbi maupun daunnya.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa daun ubi jalar mengandung protein lebih tinggi dibanding dengan daun singkong. Kandungan serat kasar juga cukup tinggi dan ini berarti daun ubi jalar efektif untuk mencegah gangguan pencernaan, kegemukan, dan diabetes.
Pengidap diabetes seringkali dihimbau untuk menghindari makanan yang manis. Hal ini tidak berlaku pada ubi jalar. Makanan satu ini sangat efektif dalam meregulasi kadar gula darah dengan membantu sekresi dan fungsi insulin. Tetapi, tidak berarti kalau pengidap diabetes bisa makan ubi jalar tanpa aturan. Tetapi, mereka bisa mengganti asupan nasi atau karbohidrat mereka dengan ubi jalar. Dan masih banyak manfaat lain yang terkandung di dalam ubi jalar, sumber di ambil dari sini.
Postingan ini aku buat sembari menikmati manisnya ubi jalar dan segelas kopi hangat yang diselingi hisapan sebatang rokok. Selamat mencoba menikmati hidangan ubi jalar makanan kaya manfaat yang terkadang dipandang remeh.
ubi jalar memang banyak manfaatnya..... makanan kampung tapi syarat protein
BalasHapus