Bogor, 20 April 2008 lahirlah seorang bayi perempuan dari pasangan Asep Gunawan (44 th) dan Casminah (37 Th). Aku anak ke-2 (dua) Aprihatin namaku dari keluarga tidak mampu, rumahku terletak di pinggir sungai ciliwung kampung pangkalan raya rt 01/02 Kelurahan Cibuluh Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor, bila musim hujan tiba rasa was-was selalu menghantuiku, aku takut banjir menghantam rumahku yang hanya berukuran 8 meter x 4 meter dan dihuni oleh 9 jiwa, raung tamu sekaligus tempat tidur yang selalu berhimpitan tatkala tidur. Asap putih selalu menghias indahnya dapur yang berasal dari kayu bakar, karena kami tidak mampu untuk membeli gas elpiji 3 kg apalagi minyak tanah yang begitu melambung harganya. Jangankan untuk itu untuk makan sehari-hari saja kadangkala kami tidak menemukannya.
Persalinan ibuku hanya dibantu oleh paraji (dukun beranak) dirumah, Mereka tidak tahu kalau aku terlahir dalam keadaan tidak sempurna, aku terlahir dengan tidak mempunyai anus, sehingga jika aku ingin buang air besar harus melalui alat kelaminku, orangtuaku mencoba membawaku ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan dan pada usia ke 6 bulan aku mendapatkan pertolongan dibuatkan lubang pembuangan melalui usus besar yang menyembul keluar dari perutku sebelah kiri. Sejak saat itu aku hidup dengan kantung plastik yang setia menampung kotoran, ayah ibu dengan sabar membuatkan aku kantung, karena orangtuaku tidak mampu untuk membeli kantung yang harus dibeli diapotik dengan harga Rp 51.000,-.
Menurut dokter yang merawatku berkata kepada orangtuaku, bahwa aku bisa dioperasi kembali nanti setelah berumur 1 tahun, sekarang usiaku sudah menginjak 15 bulan. Pada tanggal 14 Juni 2009 pukul 20.30 wib aku dilarikan ke Rumah Sakit, karena sudah 2 hari kondisiku melemah. Orangtuaku berusaha mencari bantuan dana, namun tidak mendapatkannya. Beruntung nasibku karena masih ada tetangga yang mau peduli kepadaku dan keluarga, sehingga dia berusaha mengumpulkan dana untuk biaya pengobatan. 3 malam sudah aku menginap di rumah sakit dan sekarang aku sudah kembali kerumah dengan kondisi yang sudah tidak mengkhawatirkan, namun 2 Kali dalam seminggu aku harus selalu chek up, entah sampai kapan aku harus selalu chek up, karena menurut dokter yang menanganiku, aku baru bisa dioperasi jikalau berat badanku sudah cukup menurut dokter untuk dilakukan operasi. Semoga saja pertumbuhan badanku ini cepat pulih sehingga aku bisa cepat-cepat dioperasi.
Oh.... sungguh malang nasibku, namun aku terima dengan ikhlas keadaan ini, semua ini karunia dari Allah SWT yang patut aku syukuri.... Semoga, walau dalam keadaan susah masih ada para dermawan yang sudi menyisihkan hartanya untuk membantu membiayai pengobatanku.....
Tak lupa pula aku ucapkan terima kasih kepada para dermawan yang sudah memberikan bantuannya. Semoga apa yang sudah diberikan menjadi ladang amal jariah yang akan terus mengalir sampai hari akhir nanti, amiiiienn... Salam dariku dan keluarga Aprihatin.
Kisah ini nyata!!!
Bagi yang akan bersodaqoh/infaq bisa melalui No. Rek Mandiri 0167121200 a.n. Utari Kusmiati
CP: 081804912399.
Persalinan ibuku hanya dibantu oleh paraji (dukun beranak) dirumah, Mereka tidak tahu kalau aku terlahir dalam keadaan tidak sempurna, aku terlahir dengan tidak mempunyai anus, sehingga jika aku ingin buang air besar harus melalui alat kelaminku, orangtuaku mencoba membawaku ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan dan pada usia ke 6 bulan aku mendapatkan pertolongan dibuatkan lubang pembuangan melalui usus besar yang menyembul keluar dari perutku sebelah kiri. Sejak saat itu aku hidup dengan kantung plastik yang setia menampung kotoran, ayah ibu dengan sabar membuatkan aku kantung, karena orangtuaku tidak mampu untuk membeli kantung yang harus dibeli diapotik dengan harga Rp 51.000,-.
Menurut dokter yang merawatku berkata kepada orangtuaku, bahwa aku bisa dioperasi kembali nanti setelah berumur 1 tahun, sekarang usiaku sudah menginjak 15 bulan. Pada tanggal 14 Juni 2009 pukul 20.30 wib aku dilarikan ke Rumah Sakit, karena sudah 2 hari kondisiku melemah. Orangtuaku berusaha mencari bantuan dana, namun tidak mendapatkannya. Beruntung nasibku karena masih ada tetangga yang mau peduli kepadaku dan keluarga, sehingga dia berusaha mengumpulkan dana untuk biaya pengobatan. 3 malam sudah aku menginap di rumah sakit dan sekarang aku sudah kembali kerumah dengan kondisi yang sudah tidak mengkhawatirkan, namun 2 Kali dalam seminggu aku harus selalu chek up, entah sampai kapan aku harus selalu chek up, karena menurut dokter yang menanganiku, aku baru bisa dioperasi jikalau berat badanku sudah cukup menurut dokter untuk dilakukan operasi. Semoga saja pertumbuhan badanku ini cepat pulih sehingga aku bisa cepat-cepat dioperasi.
Oh.... sungguh malang nasibku, namun aku terima dengan ikhlas keadaan ini, semua ini karunia dari Allah SWT yang patut aku syukuri.... Semoga, walau dalam keadaan susah masih ada para dermawan yang sudi menyisihkan hartanya untuk membantu membiayai pengobatanku.....
Tak lupa pula aku ucapkan terima kasih kepada para dermawan yang sudah memberikan bantuannya. Semoga apa yang sudah diberikan menjadi ladang amal jariah yang akan terus mengalir sampai hari akhir nanti, amiiiienn... Salam dariku dan keluarga Aprihatin.
Kisah ini nyata!!!
Bagi yang akan bersodaqoh/infaq bisa melalui No. Rek Mandiri 0167121200 a.n. Utari Kusmiati
CP: 081804912399.